Senin, 04 Juli 2011

Filsafat ilmu

Nama : Aizza Rohmatin
Nim    : D34208015/PMT 3A
1. Definisi pengetahuan,ilmu pengetahuan dan sains
·         Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya sehingga belum memperlihatkansatu kesatuan dan belum tersusun secara sistematis. Contoh: kambing memakan tumbuhan hijau.
·         Ilmu pengetahuan adalah gambaran atau keterangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta-fakta pengalaman manusia yang disusun dengan metode-metode tertentu, dan mempergunakan istilah-istilah yang diserdahanakan. Contoh: kambing termasuk herbivora yaitu hewan yang memakan tumbuhan hijau,ciri yang tambak dari hewan herbivora yaitu gigi tidak bertaring.
·         Sains adalah istilah lain dari ilmu pengetahuan yang terbatas pada ilmu kealaman. Contoh: pemahaman tentang anatomi hewan, termasuk golongan apa dan bagaimana cara bertahan hidup semua itu diterangkan oleh ilmu biologi.
2. Pengertian filsafat Ontology,Epistemologi,dan Aksiologi
·         Filsafat Ontologi adalah studi tentang yang ada dan berada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu serta ontology membahas yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal dan berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan.
·         Filsafat Epistemologi adalah cabang filsafat ilmu yang secara khusus mengeluti pertayaan-pertayaan yang bersifat menyeluruh dan mendasar tentang pengetahuan. Epistemologi juga bermaksut mengkaji dan mencoba menemukan cirri-ciri umum dan hakiki dari pengetahuan manusia. Serta mencoba memberi pertanggugjawaban rasional terhadap klaim kebenaran dan objektifitasnya. Sehingga epistemology bersifat evaluative,normative dan kritis.
·         Filsafat Aksiologi adalah filsafat yang mempelajari tentang nilai, secara umun. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara pengunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang telah ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik, procedural yang merupakan operasionalilasi metode ilmiah dengan norma-norama moral atau profesional.
·         Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa antara ontology,epistemology dan aksiologi saling menggisi hal ini dapat kita lihat dalam peroses pembuatan bangunan,ontology memikirkan tentang wujud bangunan itu sendiri. Epistemology memikirkan kontruksi apa yang digunakan sehingga bangunan kokoh. Aksiologi memikirkan nilai atau manfaat dari suatu bangunan. Yang semua aspek itu harus terpenuhi jika kita membuat suatu bangunan.
3. Kontribusi dan posisi Islam dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
 kontribusi islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2(dua). Pertama menjadikan aqidah islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan yang wajib dijadikan landasan pemikiran(qaidah fikriyah)bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Tapi bukan berarti aqidah islam menjadi setandar bagi segala ilmu pengetahuan melainkan pengontrol mana yang boleh diterapkan yang sesuai dengan kaidah islam. Kedua, menjadikan syari’ah islam (yang lahir dari kaidah islam) sebagai setandar atau kreteria bagi pemanfaatan ilmu sehari-hari. Yang mana didasarkan pada ketentuan halal haram.
Dalam sejarah ilmu pengetahuan, posisi Islam dalam hal ini adalah aqidah islam telah  mencetak muslim-muslim yang taat dan saleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek dan peletak batu pertama dalam perkembangan iptek. Prestasi gemilang itu dapat dilihat pada masa kejayaan iptek dunia islam antara tahun 700-1400 M. pada masa inilah dilkenal nama Jabir bin Hayyan (w.721) sebagai ahli kimia termasyur,   Al Khawarzmi(w.780)sebagai ahli matematika dan astronomi. Al‑Battani(w. 858)  sebagai  ahli  astronoim dan  matematika, Al‑Razi (w.884) sebagai  pakar kedokteran,ophtalmologi dan kimia,Tsabitr bin Qurrah(w.908) sebagai ahli kedokteran dan teknik,dan masih banyak lagi. Namun disini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep harus bersumber dari Al-quran dan Al- hadis, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolak ukur Al-quran dan Al-hadis dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya. Kalaupun terdapat hadis atau ayat yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasaan Allah yang meliputi segala sesuatu, bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya dan panas(QS Nuh[71]:16),bahwa langit (bahan almam semesta) berasal dari asap gas sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi(pemekaran) gas tersebut(QS Fushshilat[41]:11-12)dan seterusnya. Ayat –ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu.dan menjadi tolak ukur kesimpulan iptek, namun bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
5.Trilogi nalar “Muhammad Abid Al-Jailani
·         Nalar Bayani
model metodologi berfikir berdasarkan atas teks. Disini teks suci menjadi otoritas kebenaran yang tak berbantahkan untuk memberi arah dan arti suatu kebenaran. Sedangkan posisi rasio hanya berfungsi sebagai pengawal di terimanya otoritas teks tersebut. Bayani juga merupakan metode pemikiran khas arab yang menekankan otoritas teks (al-quran dan al-hadis) secara langsung dan dijustifikasikan oleh akal kebahasaan yang dikali lewat inferensi (istidlal). Secara langsung artinya memahami teks sebagai pengetahuan dan langsung di aplikasikan tanpa perlu pemikiran panjang atau secara tidak langsung berarti memahami teks sebagai pengetahuan mentah. Dalam bayani rasio dianggap tidak mampu memberikan pengetahuan kecuali disandarkan pada teks. Dalam persepektif keagamaan dinamakan syari’at.
·          Nalar Irfany
Model metodelogi berfikir yang didasarkan pada pendekatan pengalaman langsung (direct experience) atas realitas spiritual keagamaan. Model metode ini lebih berdekatan dengan pengalaman spiritual yang terjadi atau dengan kata lain irfany adalah metode yang digunakan oleh para sufi untuk menempuh  jalan spritualitas yang dilaluinya untuk sampai pada maqam musyahadah dan mukasafah. Yang paling menonjol dari nalar ini adalah pendekatan yang dipakai untuk mendapat sebuah kebenaran yaitu dengan intuisi dan visi yang kemudian dikemukakan dengan teori yang logis. Disamping itu dalam nalar ini menempatkan tuhan sebagai sentral kebenaran.


·         Nalar Burhani
Model metodologi berfikir yang tidak didasarkan pada teks maupun pengalaman, melainkan atas dasar logika, pada tahap tertentu kebenaran teks yang suci dan pengalaman spiritual bisa diterima apabila sesuai dengan atuarn logika. Nalar  burhani menyandarkan diri pada kekuatan rasio, akal, yang dilakukan melewati dalil-dalil logika. Bahkan dalil-dalil agama hanya bisa diterima sepanjang sesuai dengan rasio logic.
·         Perbandingan ilmu pengetahuan islam dan barat
Secara general nalar pengetahuan yang ada pada filsafat islam adalah bersumber dari teks suci (Al-quran) yang menjadi spirit dalam pengambilan dan penetapan sebuah kebenaran. Sedangkan ilmu pengetahuan barat secara general deskriptif adalah murni terjemahan dan bentukan aplikatif warisan dari filsafat yunani, yang diterjemahkan secara mentah sehingga nilai-nilai subtansinya terkikis(nilai,norma,dan etika). Di dalamnya juga ada kolaborasi dan pengkultuskan nilai-nilai agama Kristen yang melingkupi kesadaran kognisi mereka. Namun seiring berjalanya waktu ilmu pengetahuan nilai-nilai agama di tinggalkan karena dianggap agama menghadang perkembangan sains dan pengetahuan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar