BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Transfer dan motivasi memainkan peranan penting dalam belajar. Transfer, yang berarti penerapan pengetahuan sebelumnya pada situasi belajar baru, sering dilihat sebagai tujuan belajar sehingga yang menjadi ukuran keberhasilan belajar adalah seberapa jauh transfer itu terjadi (Pea, 1987; Perkins, 1991). Motivasi yang didefinisikan sebagai daya dorong untuk menciptakan dan mempertahankan niat dan tindakan mengejar cita-cita adalah penting karena motivasi tersebut menentukan tingkat keterlibatan aktif dan sikap pelajar terhadap belajar. Transfer dalam belajar mengandung arti pemindahan keterampilan hasil belajar dari satu situasi ke situasi lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa transfer dan motivasi itu saling mendukung dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Jika siswa merasa bahwa apa yang ia pelajari itu relevan dan dapat ditransfer ke situasi yang lain, maka ia akan melihat bahwa belajar itu ada artinya, agar transfer itu terjadi, pelajar harus termotivasi untuk melakukan dua hal. Pertama, ia harus dapat mengenali peluang untuk melakukan transfer, kedua, ia perlu mempunyai motivasi untuk memanfaatkan peluang ini.
Dengan demikian, tantangan bagi pengajaran adalah untuk secara serempak meningkatkan transfer dan motivasi sehingga keduanya mendukung belajar. Untuk melakukan ini, para guru, pertama-tama, harus memahami hakikat transfer dan hakikat motivasi. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai transfer dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan di atas penulis mengangkat suatu rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana hakikat Transfer dalam belajar ?
2. Bagaimana strategi untuk menigkatkan Transfer dalam belajar ?
3. Faktor apa yang mempengaruhi timbulya Transfer dalam belajar ?
4. Apa prinsip untuk memperoleh daya Transfer dan bagaimana peranan guru dalam meningkatkan Transfer belajar ?
C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini penulis memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui hakikat Transfer dalam belajar.
2. Menjelaskan strategi pembelajaran untuk meningkatkan Transfer dalam belajar.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya Transfer dalam belajar.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam memperoeh Transfer dan peranan guru dalam Transfer belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Transfer Belajar
A. 1. Pengertian transfer belajar
Istilah ”transfer belajar ” berasal dari bahasa Inggris ”Transfer of Learning” dan berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari di luar lingkup pendidikan sekolah.[1]
Transfer dalam belajar adalah kemampuan menerapkan apa yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, baik di sekolah maupun di luar sekolah. [2] Dengan kata lain transfer dalam belajar berarti pemindahan hasil belajar dari mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain, atau ke kehidupan di luar lingkungan sekolah. Para guru sering bertanya kepada dirinya sendiri " apa yang perlu ditransfer dalam situasi belajar?" Jawabannya mungkin adalah satu atau lebih dari yang berikut ini: isi atau pengetahuan konseptual, pengetahuan strategis atau prosedural, dan pengaturan belajar yang sesuai[3].
Orang-orang yang menganggap bahwa pengajaran pengetahuan isi itu lebih penting daripada pengetahuan strategis berpendapat bahwa siswa yang sudah menguasai pengetahuan isi dalam bidang tertentu akan mampu menunjukkan penggunaan secara canggih strategi efektif dalam situasi baru, termasuk strategi-strategi yang tidak pernah diajarkan secara eksplisit (Chi, 1988). Mereka menyatakan bahwa tanpa pengetahuan yang terkait dengan bidang tertentu, strategi umum itu mempunyai efek yang lemah untuk meningkatkan prestasi dalam kebanyakan tugas. Sementara itu, argumen yang umumnya diberikan untuk menekankan pentingnya pengajaran pengetahuan strategis adalah bahwa, jika orang dapat mengidentifikasi dan mengajarkan ketrampilan umum (misalnya, ketrampilan metakognitif dan pemecahan masalah) yang dapat diterapkan pada berbagai macam tugas, maka hal itu akan memudahkan transfer belajar (Pressley et al., 1987).
A. 2. Pengertian transfer dalam pendidikan dan pengajaran
Apabila suatu pengajaran mempunyai pengaruh pada kelakuan-kelakuan yang baru, maka pengajaran itu mempunyai nilai transfer. Pengaruh-pengaruh tersebut apabila menghasilkan keuntungan disebut ” Transfer Positif ”. Dan apabila menghalangi atau merugikan maka disebut sebagai ” Transfer Negatif ”. Transfer Positif dibedakan atas :
Transfer vertlikal adalah menerangkan keadaan dimana seseorang pelajar meningkat kemampuannya pada tugas-tugas yang kompleks. Transfer vertikal jenis ini adalah suatu kecakapan yang dipelajari dan diperoleh lebih cepat bila telah didahului oleh peristiwa belajar lebih dahulu.
Transfer horizontal adalah kecakapan menerapkan keterampilan dari situasi ke situasi baru lainnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelajar dalam transfer horizontal ini adalah persamaan antara situasi sekolah dengan situasi kehidupan nyata, pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar serta banyaknya latihan.
A. 3. Beberapa Teori Transfer Belajar
Beberapa teori yang menjelaskan pengertian transfer belajar adalah sebagai berikut:
a. Transfer belajar menurut psikologi daya.
Menurut psikologi daya teori transfer adalah teori yang menyatakan bahwa setiap fungsi sebagai akibat mempelajari bahan tertentu akan tertransfer dalam mempelajari bahan apapun juga, bahkan kadang-kadang tidak berhubungan dengan bahan latihan tersebut. Contohnya adalah fungsi pikir akan melakukan fungsinya dengan baik jika dilatih dengan pelajaran matematika atau ilmu pasti. Penguasaan pelajaran matematika atau ilmu pasti ini akan mempermudah dalam mempelajari materi pelajaran lain walaupun berbeda dengan pelajaran tersebut ( Winkel, 1991: 304-305 )
b. Teori elemen identik
Edward Thorndike berpendapat bahwa transfer belajar dari satu bidang ke bidang studi lain atau dari bidang studi ke kehidupan sehari hari, terjadi berdasarkan adanya unsur unsur yang identik dalam kedua bidang studi itu atau antara bidang studi di sekolah dengan kehidupan ( Winkel , 1991 : 307 ). Oleh karena itu hakekat transfer adalah pengalihan penguasaan suatu unsur di bidang studi yang satu ke unsur yang sama di bidang studi lain. Makin banyak unsur yang sama antara beberapa bidang studi makin besar kemungkinan terjadi transfer belajar positif
c. Teori Generalisasi
Charles Judd berpendapat bahwa transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola dan prinsip prinsip umum. Apabila peserta didik mampu mengembangkan dan menggeneralisasi konsep, kaidah, prinsip dan strategi untuk memecahkan masalah suatu bidang studi, maka peserta didik akan mampu mentransfer konsep, kaidah, prinsip dan strategi tersebut ke bidang studi lain ( Winkel, 1991 : 307 )
Kesamaan antara dua bidang studi , tidak terletak apada unsur-unsur khusus, melainkan dalam pola, struktur dasar dan prinsipnya. Misalnya kesamaan materi atau bahan dalam konsep, kaidah atau prinsip antara dua bidang studi.
B. Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan Transfer Belajar
v Tingkatkan pengamatan yang disengaja atau kesadaran belajar dalam berbagai konteks.
Siswa harus mampu mempraktekkan bahasa dalam berbagai konteks guna menjembatani dan membantu secara aktif pengabstraksian konsep-konsep yang telah dipelajari (Bransford, et al. 1990). Ini akan membantu siswa mengetahui relevansi dan kemampuan ditransfernya berbagai ketrampilan belajar atau pengetahuan.
v Tingkatkan keotentikan tugas dan tujuan belajar.
Siswa perlu mengenali adanya kebutuhan riil untuk mencapai tujuan belajar yang relevan dan holistik (bukan yang khusus untuk tugas tertentu). Ini akan menyiapkan mereka untuk menghadapi kompleksitas tugas di dunia nyata yang mengharuskan mereka menggunakan ketrampilan dan pengetahuan bahasa yang harus ditransfer secara terus menerus.
Kecemasan siswa (Horwitz, 1986) dan perasaan negatif yang lain dapat menjadi penghalang bagi siswa untuk menyadari adanya peluang belajar dan transfer. Dengan demikian, memotivasi siswa untuk belajar adalah salah satu langkah terbaik yang dapat kita lakukan untuk membantu keberhasilan belajar. Hal ini dinyatakan dengan baik oleh Bruner (1960, hal.31): "Cara terbaik untuk membangkitkan minat terhadap suatu pelajaran adalah dengan membuatnya berharga untuk diketahui, yang berarti membuat pengetahuan yang akan diperolehnya itu dapat digunakan dalam cara berfikir seseorang di luar situasi tempat pelajaran itu terjadi."
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Transfer
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya transfer adalah:
v Taraf Intelegensi dan Sikap
Faktor ini berasal dari anak didik dan berkisar pada masalah, kapasitas dasar (kemampuan dasar), sikap, minat pelajar dan lain sebagainya. Kapasitas dasar atau kemampuan anak itu sangat memantu timbulnya transfer belajar. Anak yag pandai cenderung memiliki transfer yang tinggi. Di samping itu timbulnya transfer adalah tidak secara otomatis, melainka timbul dengan cara disengaja. Oleh karena itu, sikap serta usaha yang disengaja ke arah ini akan membantu timbulnya transfer.
v Metode guru dalam mengajar
Faktor ini berasal dari pendidik, dan berkisar antara lain pada penguasaan persiapan, alat peraga, pemilihan bahan dan lain sebagainya. Dengan bahan yang sama akan menghasilkan hasil yang berbeda. Hal ini disebabkan perbedaan dalam metode mengajar.
v Isi dan metode mata pelajaran
Faktor ini berasal dari mata pelajaran itu sendiri. Apabila mata pelajaran yang satu dengan yang lain memiliki hubungan, maka akan cenderung menimbulkan transfer. Misalnya perbuatan jenis belajar tentang gizi ke perbuatan jenis belajar memasak menimbulkan transfer yang tinggi.
v Proses belajar
Transfer belajar baru dapat diharapkan terjadi setelah siswa mengolah materi pelajaran dengan sungguh-sungguh, yaitu dalam rangka fase yang ketiga. Keberhasialan dalam pengolahan itu sendiri pun bergantung pada kesungguhan motivasi belajar ( fase pertama ) dan kadar konsentrasi terhadap unsur-unsur yang relevan ( fase kedua ). Maka, siswa yang kurang melibatkan diri dalam proses belajar, kurang cermat dalam persepsi dan kurang mendalam dalam mengolah materi pelajaran, tidak dapat diharapkan akan mengadakan transfer belajar biarpun sebenarnya ada kemungkinan.semua ini berkaitan pula dengan tata cara belajar atau teknik-teknik studi, apakah efisien dan efektif. Makin baik tata-tata cara itu makin meningkat pula kemungkinan siswa akan mengadakan transfer belajar.[4]
v Hasil belajar
Aneka hasil belajar yang mengandung kemungkinan untuk dialihkan secara lebih luas ke berbagai bidang studi, bahkan menjadi bekal untuk digunakan / dimanfaatkan dalam banyak bidang kehidupan, seperti banyak konsep, kaidah, prinsip, siasat-siasat mengatur kegiatan kognitif dan sikap. Makin terbatas aneka hasil belajar suatu bidang studi makin terbatas pula kemungkinan untuk mengalihkan kebidang setudi yang lain.[5]
D. Prinsip Memperoleh Daya Transfer dan Peranan Guru dalam Meningkatkan Transfer
v Prinsip-prinsip umum untuk memeperoleh daya transfer
Dalam memperoleh transfer dalam belajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Terjadinya transfer adalah amat tergantung pada metode mengajar, karena di dalamnya terdapat respons-respons yang dapat ditransferkan. Adapun respons-respons yang memberi kemungkinan untuk ditransferkan adalah dengan melalui belajar kaidah-kaidah umum, tehnik-tehnik umum yang lebih efektif dan melalui belajar sikap-sikap baru tentang dirinya sendiri ” self-concept”, misalnya mengembangkan kepercayaan diri, menyesuaikan diri, kemauan mencoba, dll.
2. Bahan pelajaran yang mempunyai nilai transfer yang tinggi adalah bahan pelajaran yang ada kemiripannya dengan situasi luar sekolah, akan tetapi yang sudah disusun dan mengandung pengertian-pengertian umum sehingga ditransfer pada situasi-situasi yang akan datang. Prinsip-prinsip untuk memperoleh daya transfer adalah :
§ Mengenal respons-respons umum yang tepat dalam bentuk kaidah umum;
§ Membuat prinsip-prinsip umum itu sehingga dapat dimengerti dengan jelas;
§ Mengarahkan perhatian anak-anak itu ke tempat dimana kaidah-kaidah itu dapat dipergunakan; dan
§ Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mempraktekkannya ke dalam situasi-siuasi yang lebih kompleks dan banyak ragamnya.
Prinsip-prinsip belajar yang telah dibentuk dan diperoleh melalui kejadian dalam kelas akan sangat menguntungkan dalam proses belajar, dan sekaligus dapat mempertinggi daya transfer, manakala anak didik besikap positif terhadap kejadian-kejadian itu, misalnya, rasa simpati pada guru, rasa aman dan bahagia dalam kelas, akan tetapi juga sangat merugikan dalm proses belajar jika anak didik antipati terhadap gurunya atau kurang senang pada suatu mata pelajaran tertentu.
v Peranan guru dalam meningkatkan transfer
Kurikulum sekolah yang telah banyak menyajikan sejumlah mata pelajaran untuk dipelajari oleh murid-murid, adalah menuntut sejumlah guru yang masing-masing memegang mata pelajaran, sesuai dengan vaknya. Hal ini dimaksudkan agar setiap guru senantiasa berusaha supaya murid-muridnya menguasai bahan khas bagi mata pelajaran yang dipegangnya. Guru harus memikirkan apakah vak pelajaran yang dipegangnya itu ada kemungkinan untuk trasfer ke mata pelajaran lain atau ke kehidupan sehari-hari. Jika ada kemungkinan kesamaan, maka guru harus menunjukkan kesamaan itu. Misalnya guru agama yang sedang menjelaskan tata cara atau prinsip-prinsip bermasyarakat, sementara guru sejarah membahas perihal sebab-sebab yang menimbulkan peperangan-peperangan pada masa lampau, demikian seterusnya. Juga ketelitian kerja, kebersihan dan kejujuran dalam mengerjakan ulangan-ulangan.
Jika semuanya itu dapat dipegaruhi oleh seorang guru, dan bukan hanya sebagai suatu yang ideal yang harus dipenuhi dalam suatu pelajaran tertentu saja atau dalam belajar di sekolah saja, akan tetapi dapat dilaksanakan kapan dan di mana saja. Jika masalah sedemikian itu dapat terlaksana, maka berarti behwa guru telah turut membentuk kerpribadian murid. Maka di samping guru harus mengajar secara fungsional, juga harus menghubung-hubungkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang lain, walaupun masalah demikian akan membawa guru ke luar lingkup vaknya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
I. Pengertian Transfer
A. Transfer dalam belajar adalah kemampuan menerapkan apa yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
B. Pengertian transfer dalam pendidikan dan pengajaran
v Transfer vertlikal
v Transfer horizontal
v Transfer positif
v Transfer negatif
C. Beberapa Teori Transfer Belajar
v Transfer belajar menurut psikologi daya.
v Teori elemen identik
v Teori Generalisasi
II. Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan Transfer Belajar
Meningkatkan pengamatan yang disengaja atau kesadaran belajar dalam berbagai konteks. Seperti meningkatkan keotentikan tugas dan tujuan belajar. Memotivasi siswa untuk belajar adalah salah satu langkah terbaik yang dapat kita lakukan untuk membantu keberhasilan belajar.
III. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Transfer
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya transfer adalah:
v Taraf Intelegensi dan Sikap
v Metode guru dalam mengajar
v Isi dan metode mata pelajaran
IV. Prinsip Memperoleh Daya Transfer dan Peranan Guru dalam Meningkatkan Transfer
A. Dalam memperoleh transfer dalam belajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
v Terjadinya transfer
v Bahan pelajaran yang mempunyai nilai transfer yang tinggi.
B. Peranan guru dalam meningkatkan transfer
Guru harus memikirkan apakah pelajaran yang dipegangnya itu ada kemungkinan untuk transfer ke mata pelajaran lain atau ke kehidupan sehari-hari. Jika ada kemungkinan kesamaan, maka guru harus menunjukkan kesamaan itu. Misalnya guru agama yang sedang menjelaskan tata cara atau prinsip-prinsip bermasyarakat, sementara guru sejarah membahas perihal sebab-sebab yang menimbulkan peperangan-peperangan pada masa lampau, demikian seterusnya. Juga ketelitian kerja, kebersihan dan kejujuran dalam mengerjakan ulangan-ulangan.
DAFTAR PUSTAKA
Shalahuddin, Mahfudh. Pengantar Psikologi Pendidikan. 1990. PT Bina Ilmu : Surabaya
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. 2003. PT Grafindo Persada : Jakarta.
W.S, Wingkel, Psikologi Pengajaran, 2004 Yogyakarta : Media Abadi.
[1] W.S, Wingkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta : Media Aba di 2004 hal 525
[2] Mahfudh shalahuddin, pengantar psikologi pendidikan. (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1990). Hal.103
[3] http://www.ericdigests.org/1999-4/motivation.htm
[4] W.S, Wingkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta : Media Aba di 2004 hal 525
[5] Ibid, 525
Tidak ada komentar:
Posting Komentar