Senin, 04 Juli 2011

Kesulitan belajar dan pengajaran perbaikan (remedial teaching)

KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN PERBAIKAN
( REMEDIAL TEACHING )
Makalah Ini Diselesaikan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pembimbing
Drs. H. Mahfudh Shalahuddin, M. Pd.








Oleh:
1.      Muhajir Al-Mubarok                   D 04208053
2.      Uky Syauqiyyatus Su’adah         D 34207003
3.      Dewi Nur Afsoh                           D 34208029
4.      Tanti Meilina Sari                                    D 74209064


PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUNAN AMPEL SURABAYA
2010

DAFTAR ISI

                DAFTAR ISI          ..............................................................................................
                KATA PENGANTAR.........................................................................................
                BAB I                     : PENDAHULUAN...................................................................
  A. Latar Belakang......................................................................
                                                  B. Rumusan Masalah................................................................
                BAB II                    : MASALAH KESULITAN BELAJAR............................................
  A. Pengertian Kesulitan Belajar................................................
                                                  B. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar...........................
                                                  C. Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar......................................
                BAB III                   : PENGAJARAN PERBAIKAN ( REMEDIAL TEACHING )..............
                                                  A. Pengertian Pengajaran Perbaikan........................................
                                                  B. Perlunya Pengajaran Perbaikan............................................
                                                  C. Masalah-Masalah Dalam Pengajaran Perbaikan..................
                BAB IV                  : KESIMPULAN........................................................................
                BAB V                    : PENUTUP..............................................................................
                DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................









KATA PENGANTAR

Dalam Usaha pendidikan dan pengajaran khususnya bagi mahasiswa matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, maka kami susun makalah yang berjudul  tentang Masalah Kesulitan Belajar dan Pengajaran Perbaikan.
Tujuan Utama adalah agar mahasiswa mampu mempelajari dasar-dasar psikologi dan mampu pula mengembangkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya memahami jiwa anak didiknya termasuk anak-anak luar biasa.
Perlu diketahui bahwa dalam penulisan ini banyak diambil dari tulisan para pakar pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu kepada para ahli yang kebetulan dikutip pendapatnya kami sampaikan banyak terima kasih.
Saran dan kritik dari semua puhak sangat diharapkan agar tujuan tulisan ini lebih mengena dan berhasil secara maksimal, untuk itu kami sampaikan terima kasih.

                                                                                                By.
                                                                                        Kelompok 8











BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.
Hakikat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan setiap peserta didik mengembangkan bakat minat dan kemampuannya secara optimal dan utuh ( Mencakup matra kognitif, afektif dan psikomotor ).
Aktivasi belajar setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya aktivitas belajar.
       
A.    Latar Belakang

Salah satu pengalaman yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia adalah pengalaman menghadapi masalah. Cara berpikir seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, kemampuan atau kecermatan melihat sesuatu, kemampuan membaca situasi masalah, dan kemampuan menciptakan suatu cara atau strategi pemecahannya.
Keaktivan siswa juga harus ada motivasi terhadap siswa yang diberikan oleh seorang pendidik agar siswa tersebut aktif, kreativ serta tidak ada kejenuhan dalam belajar untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Agar anak didik tidak merasa kesulitan dalam belajar maka seorang pendidik memberikan arahan serta metode pembelajaran kepada anak didik yang baik dan tepat.




B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian kesulitan belajar ?
2.      Apa faktor yang menyebabkan adanya kesulitan dalam belajar ?
3.      Bagaimana mengatasi kesulitan dalam belajar ?
4.      Apa pengertian pengajaran perbaikan ?
5.      Apakah perlu adanya pengajaran perbaikan ?
6.      Bagaimana menghadapi masalah dalam pengajaran perbaikan ?




















BAB II
MASALAH KESULITAN BELAJAR
A.    Pengertian Kesulitan Belajar
Setiap Individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, inilah yang dinamakan dengan “Kesulitan Belajar”.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (Kelainan Mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar.
Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat terhadap setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.
Macam-macam kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu sebagai berikut :
1.      Dilihat dari jenis kesulitan belajar
a.       Ada yang berat
b.      Ada yang sedang
2.      Dilihat dari bidang study yang dipelajari
a.       Ada yang sebagian bidang study
b.      Ada yang keseluruhan bidang study
3.      Dilihat dari sifat kesulitannya
a.       Ada yang sifatnya permanen/tetap
b.      Ada yang sifatnya hanya sementara
4.      Dilihat dari segi faktor penyebabnya
a.       Ada yang karena faktor intelegensi
b.      Ada yang karena faktor non-intelegensi
B.     Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu sebagai berikut :
1.      Faktor Intern ( Faktor dari dalam diri manusia itu sendiri ) yang meliputi :
a.       Faktor Fisiologi
b.      Faktor Psikologi
2.      Faktor Ekstern ( Faktor dari luar manusia ) meliputi :
a.       Faktor-Faktor Non-Sosial
b.      Faktor-Faktor Sosial
Dalam kamus pendidikan, smith menambahkan faktor metode mengajar dan belajar, masalah sosial dan emosional, intelek dan mental.
                        Penjelasan secara rinci dua faktor penyebab kesulitan belajar sebagai berikut :
1.      Faktor Intern
a.       Sebab yang bersifat fisik :
Ø  Karena sakit
Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak. Lebih-lebih sakitnya lama, sarafnya akan bertambah lemah, sehingga dia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal jauh dalam pelajarannya.
Ø  Karena kurang sehat
Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah caprk, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang kurang semangat, pikiran terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola, menginterpretasi dan mengorganisasi bahan pelajaran melalui inderanya.
Ø  Sebab karena cacat tubuh
Cacat tubuh dibedakan atas :
*      Cacat tubuh ringan, seperti : kurang pendengarannya, kurang penglihatannya, gangguan psikomotor.
*      Cacat tubuh yang tetap ( Serius ), seperti : buta, tuli, bisu, tidak mempunyai tangan dan kaki yang sempurna.
b.      Sebab-Sebab Kesulitan Belajar Karena Rohani
Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan denagn baik.
Apabila dirinci faktor rohani itu meliputi antara lain sebagai berikut
ini :
Ø  Intelegensi
Anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Anak yang normal (90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, 140 ke atas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Jadi semakin tinggi IQ seseorang akan makin cerdas pula. Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental (Mentally Deffective). Anak inilah yang banyak sekali menglami kesulitan belajar. Mereka itu di golongkan atas debil, embisil, ediot.
Golongan debil walaupun umurnya 25 tahun, kecerdasan mereka setingkat dengan anak normal umur 12 tahun.
Golongan embisil hanya mampu mencapai tingkat anak normal 7 tahun.
Golongan ediot kecakannya menyamai anak normal umur 3 tahun. Anak yang tergolong lemah mental ini sangat terbatas kecakapannya.
Apabila mereka itu harus menyelesaikan persoalan yang melebihi potensinya jelas ia tidak mampu dan banyak mengalami kesulitan. Karena itu, guru/pembimbing harus meneliti tingkat IQ anak dengan minta bantuan psikolog agar dapat melayani murid-muridnya.
Ø  Bakat
Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Jadi seseorang itu akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang anak harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya maka dia akan merasa bosan, putus asa dan tidak senang.
Ø  Minat
Tidak adanya minat dari seorang terhadap suatu pelajaran maka akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problem dalam dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak akibat dari kesulitan belajar. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran bisa dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu. Dari tanda-tanda itu pengajar bisa dapat menemukan apakah kesulitan belajarnya disebabkan tidak adanya minta atau oleh sebab yang lainnya.
Ø  Motivasi
Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai suatu tujuan sehingga semakin besar motivasinya maka semakin besar kesuksesan belajarnya. 
Ø  Faktor Kesehatan Mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh maka yang merupakan faktor adalah kesehatan mental
Ø  Tipe-Tipe Khusus Seorang Pelajar
Kita mengenal tipe-tipe belajar seorang anak. Ada tipe visual, auditif dan motorik.
*      Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Pokoknya mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat penglihatan. Sebaliknya merasa sulit belajar apabila dihadapkan bahan-bahan dalam bentk suara atau gerakan.
*      Anak yang bertipe auditif, mudah mempelajari bahan yang disajikan dalam bentuk suara ( ceramah ), begitu guru menerangkan langsung bisa menangkap bahan pelajaran, disamping itu kata dari teman (diskusi) atau suara radio/casette ia mudah menangkapnya. Sedangkan pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-gerakan ia mengalami kesulitan.
*      Individu yang bertipe motorik, mudah mempelajari bahan pelajaran yang berupa tulisan-tulisan, gerakan-gerakan dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara dan penglihatan.

2.      Faktor Ekstern
a.       Faktor Keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk faktor ini antara lain adalah sebagai berikut :
Ø  Faktor Orang Tua
*      Cara Mendidik Anak
Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.
Orang tua yang bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal ini akan berakibat anak tidak akan tentram, tidak senang di rumah, ia pergi mencari teman sebayanya, hingga lupa belajar. Sebenarnya orang tua mengharapkan anak pandai, baik, cepatberhasil tetapi malah menjadi takut, hingga rasa harga diri kurang. Orang tua lemah, suka memanjakan anak ia tidak rela anaknya bersusah payah belajar, menderita, berusaha keras, akibatnya anak tidak memepunyai kemampuan dan kemauan, bahkan sangat tergantung pada orang tua, hingga malas berusaha, malas menyelesaikan tugas-tugas sekolah hingga prestasinya menurun.
Kedua sikap itu pada umumnya orang tua tidak memberikan dorongan kepada anaknya, sampai anak menyukai belajar, bahkan  sikap orang tuanya yang salah sehingga anaknya bisa benci dengan belajar.
*      Hubungan Orang Tua dan Anak
Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Faktor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak.
Yang dimaksud hubungan adalah kasih sayang penuh perhatian atau bahkan menjadi kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan dan lain-lain. Kasih sayang dari orang tua, perhatian atau penghargaan kepada anak-anaknya menimbulkan mental yang sehat bagi anak. Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan emosional insecurity. Demikian juga dengan sika keras, acuh tak acuh, kejam akan menyebabkan hal yang serupa. Kasih sayang orang tua dapat berupa seperti :
§  Orang tua lebih sering/membiasakan meluangkan waktunya untuk ngobrol bersenda gurau dengan anak-anaknya.
§  Biasakan orang tua membicarakan kebutuhan keluarga dengan anak-anaknya.
Seorang anak akan mengalami kesulitan.kesukaran belajar karena faktor-faktor tersebut.
*      Contoh/Bimbingan dari Orang Tua
Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Karenanya sikap orang tua yang bermalas-malasan tidak baik, hendaknya dibuang jauh-jauh. Demikian juga belajar memerlukan bimabingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggungjawab belajar, tumbuh pada diri anak. Orang tua yang sibuk bekerja, terlalu banyak anak yang diawasi, sibuk organisasi berarti anak tidak mendapatkan pengawasan.bimbingan dari orang tua hingga kemungkinan akan banyak mengalami kesulitan belajar.
Ø  Suasan Rumah/Keluarga
Suasana rumah yang sangat ramai/gaduh tidak mungkin anak dapat belajar dengan baik. Anak akan selalu terganggu konsentrasinya, sehingga sukar untuk belajar.
Anak akan tidak tahan dirumah, akhirnya keluyuran di luar menghabiskan waktunya untuk hilir mudik kesana kemari, sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar menurun.
Untuk itu hendaknya suasana dirumah selalu dibuat tenang, menyenangkan, tentram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal dirumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.
Ø  Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi digolongkan dalam :
*      Ekonomi Yang Kurang/Miskin
Keadaan ini akan menimbulkan :
§  Kurangnya alat-alat belajar
§  Kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua
§  Tidak mempunyai tempat belajar yang baik.
Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya. Misalnya untuk membli alat-alat sekolah, uang sekolah dan biaya-biaya yang lainnya. Maka keluarga yang miskin akan merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang macam-macam itu karena keuangan dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Keluarga yang miskin juga tidak dapat menyediakan tempat belajar yang memadai, di mana tempat belajar itu merupakan salah satu sarana terlaksananya belajar secara efisien dan efektif.
*      Ekonomi Yang Berlebihan/Kaya
Keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama di mana ekonomi keluarga berlimpah ruah. Mereka akan menjadi segan belajar karena ia terlalu banyak bersenang-senang. Mungkin juga ia terlalu dimanjakan oleh orang tuanya, orang tua tidak tahan melihat anaknya belajar dengan bersusah payah. Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar.
b.      Faktor Sekolah
Yang dimaksud sekolah antara lain :
Ø  Guru
Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, apabila :
*      Guru Tidak Kualified.
*      Hubungan Guru dengan murid Kurang Baik.
*      Guru-Guru terlalu Menuntut Standar Pelajaran di atas Kemampuan Anak.
*      Guru Tidak Memiliki Kecakapan Dalam Usaha Diagnosis Kesulitan Belajar.
*      Metode Mengajar Guru Yang Dapat Menimbulkan Kesulitan Belajar, Seperti :
§  Metode mengajar yang mendasarkan diri pada latihan mekanis tidak didasarkan pada pengertian.
§  Guru dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga yang memungkinkan semua alat inderanya berfungsi.
§  Metode mengajar yang menyebabkan murid pasif, sehingga anak tidak ada aktivitas.
§  Metode mengajar tidak menarik, kemungkinan materinya terlalu tinggi atau tidak menguasai bahan.
§  Guru yang menggunakan satu metode saja tidak bervariasi.
Ø  Faktor Alat
Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Terutama yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Timbulnya alat-alat itu akan menentukan :
*      Perubahan metode mengajar guru.
*      Segi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran anak.
*      Memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe anak.
Tiadanya alat-alat itu guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan anak pasif, sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar.
Ø  Kondisi Gedung
Terutama ditunjukkan pada ruang kelas/ruangan tempat belajar anak.
Ruangan harus memenuhi syarat kesehatan seperti :
*      Ruangan harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk ruangan, sinar dapat menerangi ruangan.
*      Dinding harus bersih, putih tidak kelihatan kotor.
*      Lantai tidak becek, licin atau kotor.
*      Keadaan gedung yang jauh dari tempat keramaian sehingga anak mudah konsentrasi dalam belajarnya.

Ø  Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik, misalnya :
*      Bahan-bahannya terlalu tinggi.
*      Pembagian bahan tidak seimbang
*      Adanya pendataan materi. Hal-hal ini akan membawa kesulitan belajar bagi murid-murid.

Ø  Kedisiplinan
Apabila sekolah masuk sore, siang, malam maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran, sebab energi sudah berkurang serta dalam kondisi fisik sudah minta istirahat, oleh karena itu waktu yang baik untuk belajar adalah di pagi hari.
Pelaksanaan disiplin yang kurang, misalnya murid-murid liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dilaksanakan, kewajibannya dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali. Lebih-lebih lagi gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam belajar.

c.       Faktor Mass Media dan Lingkungan Sekolah
Ø  Faktor mass media meliputi : Bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu akan menghambat belajar apabila anak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk itu semua sehingga lupa akan tugas utamanya yaitu belajar.
Ø  Lingkungan Sosial
*      Teman Bergaul
Teman bergaul sangat berpengaruh dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Apabila anak suka bergaul dengan anak yang tidak sekolah maka ia akan malas belajar, sebab cara hidup mereka berbeda/bertolak belakang. Kewajiban orang tua adalah mengawasi mereka serta menegur agar mengurangi pergaulan mereka ( agar mengerti waktu ).
*      Lingkungan Tetangga
Corak kehidupan tetangga berbeda-beda, ada yang memberikan pengaruh negative ada juga yang memberikan pengaruh negative. Oleh sebab itu peran orang tua sangatlah penting.
*      Aktivitas Dalam Masyarakat
Terlalu banyak organisasi, kursus ini itu akan menyebabkan belajar anak menjadi terbengkalai. Orang tua harus mengawasi supaya bisa membagi waktu dengan sebaik mungkin dengan kata lain belajarnya sukses dan kegiatan yang lain dapat berjalan.

C.    Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar
Mengatasi kesulitan belajar tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor kesulitan belajar yang telah diuraikan di atas. Karena itu mencari sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab peserta lainnya adalah muthlak adanya dalam rangka mengatasi kesulitan belajar.
Secara garis besar, langkah-langkah yang diperlukan ditempuh dalam rangka mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan 6 tahap yaitu :
Ø  Pengumpulan Data
Menurut Sam Isbani dan R.Isbani dalam pengumpulan data dapat dipergunakan berbagai metode, diantaranya adalah ;
*      Observasi
*      Kunjungan Rumah
*      Case Study
*      Case History
*      Daftar Pribadi
*      Meneliti Pekerjaan Anak
*      Tugas Kelompok
*      Melaksanakan Tes ( Baik tes IQ maupun tes prestasi/achievement test )
Dalam pelaksanaannya metode-metode tersebut tidak harus semuanya dipergunakan secara bersama-sama akan tetapi tergantung pada masalahnya, komplek atau tidak.

Ø  Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, langkah yang dapat ditempuh antara lain adalah :
*      Identifikasi Kasus
*      Membandingkan antar kasus
*      Membandingkan Dengan Hasil Tes
*      Menarik Kesimpulan

Ø  Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut :
*      Keputusan Mengenai Jenis Kesulitan Belajar Anak (berat dan ringannya)
*      Keputusan Mengenai Faktor-Faktor yang Ikut Menjadi Sumber Penyebab Kesulitan Belajar
*      Keputusan Mengenai Faktor Utama Penyebab Kesulitan Belajar dan Sebagainya
Dalam rangka diagnosis ini biasanya diperlukan berbagai bantuan tenaga ahli, misalnya :
*      Dokter, Untuk mengetahui kesehatan anak
*      Psikolog, Untuk mengetahui tingkat IQ anak
*      Psikiater, Untuk Mengetahui kejiwaan anak
*      Social Worker, Untuk mengetahui kelainan social yang mungkin dialami anak
*      Ortopedagogik, Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang ada pada anak
*      Guru Kelas, Untuk mengetahui perkembangan belajar anak selama disekolah
*      Orang Tua Anak, Untuk mengetahui kebiasaan anak dirumah, dan sebagainya tergantung pada kebutuhan

Ø  Prognosis
Prognosis artinya “Ramalan”, pendek kata, prognosis adalah merupakan aktivitas penyusunan rencana/program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik.
Dalam prognosis ini antara lain akan ditetapkan mengenai bentuk treatment (perlakuan) sebagai follow up dari diagnosis.
Dalam hal ini dapat berupa :
*      Bentuk treatment yang harus diberikan
*      Bahan/Materi yang diperlukan
*      Metode yang akan digunakan
*      Alat-Alat Bantu belajar mengajar yang diperlukan
*      Waktu (kapan kegiatan itu dilaksanakan)
Ø  Treatment/Perlakuan
Perlakuan disini maksudnya adalah pembenrian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan adalah :
*      Melalui Bimbingan Belajar Kelompok
*      Melalui Bimbingan Belajar Individual
*      Melalui Pengajaran Remedial dalam beberapa bidang study tertentu
*      Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis
*      Melalui bimbingan orang tua, dan pengatasan kasus sampingan yang mungkin ada
Sebaiknya kalau bentuk treatmentnya adalah memberikan pengajaran remedial dalam bidang study matematika maka, guru matematikalah yang lebih tepat untuk melaksanakan treatment tersebut, dan seterusnya.
Ø  Evaluasi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui, apakah treatment yang telah diberikan tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan atau bahkan gagal sama sekali.
Alat yang digunakan untuk evaluasi ini dapat berupa tes prestasi belajar (achievement test )
Untuk mengadakan pengecekan kembali atas hasil treatment yang kurang berhasil, maka secara teoritis langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut :
*      Re-ceking Data (baik itu pengumpulan atau pengolahan data )
*      Re-diagnosis
*      Re-Prognosis
*      Re-treatment
*      Re-evaluasi
Begitu seterusnya sampai benar-benar dapat berhasil mengatasi kesulitan belajar anak yang bersangkutan.











BAB III
PENGAJARAN PERBAIKAN (REMEDIAL TEACHING)

A.    Pengertian Pengajaran Perbaikan
Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik.
Remedial teaching berasal dari kata remedy (inggris) yang artinya menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan (sakit). Dewasa ini pengertian itu sudah berkembang seperti uraian tersebut. Sehingga anak yang normal pun memerlukan pelayanan pengajaran remedial (remedial teaching).
Dapat dikatakan pula bahwa pengajaran perbaikan itu berfungsi terapis untuk (penyembuhan). Yang disembuhkan adalah beberapa hambatan (gangguan) kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbale balik dalam arti perbaikan belajar juga perbaikan pribadi dan sebaliknya.

B.     Perlunya Pengajaran Perbaikan
Seperti pada uraian tersebut, dalam hubungannya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar maka pengajaran perbaikan ini merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Karena itu pengajarn perbaikan perlu dikuasai setidak-tidaknya dikenal oleh guru bidang study dan petugas bimbingan yang menyuluh. Dengan demikian pengajaran perbaikan ini perlu dapat dilihat dari segi :
*      Siswa
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap siswa dalam proses belajar mengajar mempunyai hasil yang berbeda-beda. Dalam pedagogis perbedaan individual ini harus diterima/merupakan prinsip dalam setiap situasi pendidikan. Pendidik atau guru selalu berhadapan dengan anak yang konkret yang tidak ada bandingannya dengan yang lain. (Dr. H. J. Langeveld menyebut prinsip individualisasi). Kenyataan menunjukkan dalam proses belajar mengajar selalu dijumpai adanya anak yang berbakat, kemampuan tinggi, ada yang kurang berbakat, ada yang cepat, ada yang lambat disamping latar belakang mereka yang berupa pengalaman berbeda-beda. Atas dasar ini perlu ada pelayanan yang bersifat individual dalam proses belajar mengajar yang menyangkut masalah bahan, metode, alat, evaluasi dan sebagainya. Ada beberapa perbedaan individual yang menjadi dasar perhatian antara lain sebagai berikut :
·         Perbedaan kecerdasan (intelegensi)
·         Perbedaan hasil belajar (achievement)
·         Perbedaan bakat (aptitude)
·         Perbedaan Sikap (attitude)
·         Perbedaan Kebiasaan (habbit)
·         Perbedaan Penegtahuan (knowledge)
·         Perbedaan Kepribadian (personality)
·         Perbedaan Kebutuhan (need)
·         Perbedaan cita-cita (ideal)
·         Perbedaan Minat (interest)
·         Perbedaan Fisik (physically)
·         Perbedaan lingkungan (environment)
Mursell dalam bukunya Succesfull Teaching dikelompokkan menjadi dua yaitu secara vertical dan perbedaan kualitatif.
Perbedaan vertical menyangkut tinggi rendahnya kecerdasan sedangkan perbedaan kualitataif menyangkut bakat, minat, cara kerja, tempat bekerja dan sebagainya.

*      Guru
Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai instruksi, konselor, petugas psikologis, sebagai media, sebagai sumber dan sebagai.
Dalam fungsinya yang ganda ini guru bertanggungjawab atas tercapainya tujuan pengajaran khususnya peningkatan prestasi belajar.
Dalam rangka ini pengajaran perbaikan merupakan peluang yang besar bagi setiap siswa untuki mencapai prestasi belajar secara optimal.

*      Proses Pendidikan
Dalam proses pendidikan, bimbingan dan penyuluhan merupakan kelengkapan dari keseluruhan proses atau pelaksanaan program melalui pelayanana bimbingan dan penyuluhan diharapkan siswa mencapai perkembangan pribadi yang integral. Untuk melaksanakan pelayanana bimbingan sebaik-baiknya dalam proses belajar mengajar diperlukan pelayanan khususu (salah satu bentuk pelayanan BP) yang pengajaran perbaikan (remedial teaching).
Dengan demikian perlunya/pentingnya pengajaran perbaikan atau remedial teaching itu dapat dilihat dari berbagai segi yaitu atas dasar pertimbangan :
§  Pedagogis
§  Psikologis
§  Didaktis
§  Metodis
§  Moral
§  Dan lain-lain

C.    Masalah-Masalah dalam Pengajaran Perbaikan

























BAB IV
KESIMPULAN































BAB V
PENUTUP



























DAFTAR PUSTAKA







1 komentar: