Senin, 04 Juli 2011

Tugas tafsir

A.    Ayat-Ayat Tentang Allah
a)      Keesaan Allah
1.      Surat Al-Ikhlas ayat 1-4
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤)
Artinya:
Katakanlah. “ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia“. (Al-Ikhlas : 1-4)
·         Intisari Surat Al-Ikhlas ayat 1-4
*      أَحَدٌ  = esa
·         Penjelasan
*      Allah itu maha esa. Yang di maksud esa disini adalag bahwa Allah itu satu dan tidak tidak bisa di pecah atupun di bagi-bagi. Selain itu Allah merupakan satu ketunggalan yang menciptakan alam semesta ini tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
2.      Surat Fushshilat ayat 9-12
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٩) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (١٠) ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (١١) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ(١٢)


Artinya:
Katakanlah. “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat demikian itulah tuhan semesta alam).
·         Intisari Surat Fushshilat ayat 9-12
Tidak ada karena Surat Fushilat menjelaskan  tentang penciptaan langit, bumi dan semesta lainnya selain itu juga menciptakan bumi. Jadi menurut penulis surat Fushilat menunjukkan kekuasaan Allah.
·         Penjelasan

b)      Asma Allah
1.      Surat Al-Hasyr ayat 22-24
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (٢٢) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٢٣) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٢٤)
Artinya:
Dialah Allah, yang tiada Tuhan melainkan Dia. Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dia adalah Maha Murah, Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia. Maha Raja, Maha Suci, maha Sejahtera, Yang mengurniakan keamanan, maha Memelihara, Maha Perkasa, maha Gagah, Yang Membesarkan diri, Maha Sucilah Allah dari apapun yang mereka persekutukan. Dialah Allah, Maha Pencipta, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa, bagiNyalah nama yang baik, bertasbih kepadaNya apapun yang ada pada kalian langit dan bumu, dan Dia adalah Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.
·         Intisari Surat Al-Hasyr ayat 22-24
*      عَالِمُ  = Maha Mengetahui
*      الرَّحْمَنُ  = Maha Murah
*      الرَّحِيمُ  = Maha Penyayang
*      الْقُدُّوسُ  = Maha Suci
*      السَّلامُ  = Maha Sejahtera
*      الْمُهَيْمِنُ  = Maha Memelihara
*      الْعَزِيزُ  = Maha Perkasa
*      الْجَبَّارُ  = Maha Gagah
*      الْخَالِقُ  = Maha Pencipta
*      الْحَكِيمُ  = Maha Bijaksana
·         Penjelasan
*      Allah itu sesungguhnya Maha Sempurna. Ada banyak sekali nama-nama Allah yang Indah dan patut untuk di jadikan tasbih bagi umatnya. Sungguh sempurna sekali Allah dengan sifat-sifat-Nya tersebut. Allah Maha Mengetahui apa yang dilakukan makhluk nya tersebut sekecil-kecil dan sedetail-detailnya apa yang dilakukan makhluk-Nya. Selain itu Allah Maha Pemurah maka tidaklah pantas jika ada umatnya sangat bakhil dan kikir kepada sesame makhluk-Nya. Begitulah sekilas sifat-sifat Allah. Allah is perfect dan no body is perfect jadi hanya Allah lah yang sempurna dan manusia tidaklah sempurna maka kita tidak bolehlah sombong karena perbuatan tersebut tidak di sukai Allah.
c)      Tentang Kekuasaan Allah
1.      Surat Ar-Rum ayat 20-24
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (٢٠)وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (٢٢)وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (٢٣)وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٢٤)
Artinya:
Dan diantara tanda-tanda kebesaranNya, bahwa dijadikan kamu daripada tanah. Kemudian tiba-tiba kamu jadi manusia yang berkembang baik. Dan diantara tanda-tanda-Nya adalah Dia menciptakan untuk kami pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang kepadanya dan dijadikan-Nya diantara kamu mawadah wa rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lain bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang–orang yang mengetahui. Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya”. (Ar-Rum: 20-24)
·         Intisari Ar-Rum ayat 20-25
*      أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ = Allah menciptakan dari tanah.
*      Berdirinya langit dan bumi dengan Iradat-Nya.
·         Penjelasan
Bahwa Allah itu Maha kuasa. Allah mampu menciptakan manusia ini hanya dari tanah dan menciptakan alam semesta beserta isinya. Sungguh berkuasa sekali Allah mampu melakukannya seorang diri. Maka Tidaklah salah jika Allah itu Maha kuasa.

B.     Ayat-Ayat Tentang Manusia
a)      Kelebihan Manusia
1.      Surat At-Tin ayat 1-6
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (١)وَطُورِ سِينِينَ (٢)وَهَذَا الْبَلَدِ الأمِينِ (٣)لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (٤)ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (٥)إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (٦)
Artinya:
Demi Tin dan Zaitun. Demi gunung Sinai. Dan demi negeri yang aman ini. Sungguh Kami telah menciptakan manusia dengan bentuk yang amat becik. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang paling rendah. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Maka bagi mereka pahala yang tiada putusnya”. (At-Tin :1-6)


·         Intisari surat At-Tin ayat 1-6
*      لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ  = Manusia merupakan ciptaan Allah yang lebih baik
*      آمَنُوا وَعَمِلُوا  = Beriman dan beramal
·         Penjelasan
Bahwa kelebihan menusia ialah hasil karya Allah yang sempurna karena Manusia diberikan akal namun hanya manusia yang beriman dan beramal shaleh yang diberikan ganjaran pahala. Maka kita sebagai manusia yang dapat membedakan yang baik dan buruk harus senantiasa beriman dan beramal shaleh semata-mata hanya untuk Allah.
b)      Kelemahan Manusia
1.      Surat Huud ayat 9-11
وَلَئِنْ أَذَقْنَا الإنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ (٩)وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ نَعْمَاءَ بَعْدَ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إِنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُورٌ (١٠)إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (١١)
Artinya:
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu kami cabut daripaanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. Dan jika kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata “Telah hilang bencana-bencana itu dari padaku” Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga. Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”. (Huud: 1-6)
·         Intisari surat Huud ayat 1-6
*      لَيَئُوسٌ  = Putus asa
*      Sombong
·         Penjelasan
Manusia itu tempatnya salah dan lupa. Ketika manusia di uji maka manusia itu putus asa dan mengeluh namun ketika di beri rizki mereka sombong dan melupakan Allah. Maka sebaik-baiknya kita harus tetap mengingat Allah karena yang membutahkan adalah kita manusia ini bukan Allah. Allah tidak membutuhkan kita untuk di sembah.
2.      Surat Al-Isra’
ü  Ayat 11
وَيَدْعُ الإنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الإنْسَانُ عَجُولا (١١)
Artinya:
Dan manusia itu mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan, dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa”. (Al Isra’: 11)
ü  Ayat 67
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإنْسَانُ كَفُورًا (٦٧)
Artinya:
Dan apabila kemu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkanmu ke daratan, kamu berpaling, dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih“. (Al Isra’:67)
ü  Ayat 100
قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا لأمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الإنْفَاقِ وَكَانَ الإنْسَانُ قَتُورًا (١٠٠)


Artinya:
Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai  perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya, dan adalah manusia itu sangat kikir”. (Al Isra: 100)
a.       Intisari surat Al-Isra’ ayat 11,67,100
*      Tergesa-gesa
*      Tidak berterima kasih
*      Kikir
b.      Penjelasan
Realitas yang Nampak dalam kehidupan sehari-hari yaitu Manusia itu selalu tergesa-gesa mengambil keputusan. Ketika di uji dengan cobaan mereka tergesa-gesa untuk berdoa yang jelek-jelek. Namun ketika mereka diberikan kesenangan. Mereka itu tidak berterima kasih sedikutpun kepada Allah. Dan manusia itu sangat kikir ketika harus membagikan ataupun berbagi kebahagian dengan yang lain.
3.      Surat Al Ma’arij ayat 19-35
إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩)إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠)وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (٢١)إِلا الْمُصَلِّينَ (٢٢)الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ (٢٣)وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ (٢٤)لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (٢٥)وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ (٢٦)وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (٢٧)إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍ (٢٨)وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (٢٩)إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (٣٠)فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (٣١)وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (٣٢)وَالَّذِينَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُونَ (٣٣)وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (٣٤)أُولَئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ (٣٥)
Artinya:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat. Yang mereka itu tetap mengerjakan sholatnya. Dan orang –orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang miskin yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa(yang tidak mau meminta). Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan. Dan orang-orang yang takut terhadap adzab Rabb-Nya. Karena sesungguhnya adzab Rabb mereka tidak dapat merasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barang siapa mencari dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (Yang dipikulnya). Dan orang –orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang  yang memelihara shalatnya. Mereka itu kekal disurga lagi dimuliakan“. (QS. 70: 19-35)
a.       Intisari surat Al-Ma’arij ayat 19-35
*      Keluh kesah lagi kikir
*      Melampui batas
b.      Penjelasan
Tidak asing jika manusia itu selalu berkeluh kesah dan kikir. Walaupun mereka dalam keadaan kecukupan. Mereka tetap berkeluh kesah dan masih merasa kurang. Selain itu mereka juga kikir terhadap harta mereka. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas dalam apapun karena Allah menyukai orang-orang yang mensyukuri atas nikmatNya.
4.      Surat Al-‘Ashr ayat 1-3
وَالْعَصْرِ (١)إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢)إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
Artinya:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran, dan nasehat menasehati supaya menetapi kesaabaran”. (Al-Ashr:1-3)
a.       Intisari surat Al-Ashr ayat 1-3
*      Benar-benar dalam kerugian
b.      Penjelasan
Manusia benar-benar merugi jika mereka tidak beriman dan mengerjakan amal shaleh karena kodrat manusia ialah manusia itu harus beribadah kepada Allah karena Allah yang mengatur rotasi perputaran kehidupan manusia sesuai dengan kehendak-Nya.

C.    Ayat-Ayat Tentang Alam
a)      Penciptaan dan pemeliharaan alam
1.      Surat Al-A’raf ayat 54-58
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤)ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (٥٥)وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (٥٦)وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (٥٧)وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لا يَخْرُجُ إِلا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ (٥٨)
Artinya:
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam diatas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta Allah. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya  rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah memabwa awan mendung. Kami halau ke suatu daerah yang yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Maka Kami keluarkan dengan sebab hujan pelbagai macam buah-buahan, seperti itulah Kami memabngkitkan orang-orang yang telah mati. Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan Tanah yang baik, tanaman-tanaman tumbuh subur dengan seizing Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur“. (Al-A’raf:54-58) 
a.       Intisari Surat Al-A’raf ayat 54-58
*      Menciptakan berita langit dan bumi
*      Kedatangan rahmat (hujan)
b.      Penjelasan
Allah mennciptakan langit dan bumi beserta isinya selain itu Allah juga mengirimkan hujan agar tanah-tanah yang tandus bisa ditanami buah-buahan maka kita sebagai manusia kita tidak boleh merusak ala mini karena alam ini memang diperuntukkan bagi manusia agar manusia tidak kekurangan. Hujan dapat memberikan penghidupan bagi ala mini. Setiap makhluk ciptaan Allah membutuhkan air. Oleh karena itu kedataangan hujan sangat dinanti-nantikan.
b)      Penciptaan Alam
1.      Surat Al-Baqarah ayat 29
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (٢٩)
Artinya:
Dia-lah (Allah), yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu. Kemudian Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Al-Baqarah: 29)
a.       Intisari Surat Al-Baqarah ayat 29
*      Menciptakan segala yang ada di bumi
b.      Penjelasan
Allah menciptakan semua yang ada di bumi dengan telitinya. Dia menciptakan lempeng, gunung merapi, pepohonan, dan lain-lainnya. Allah maha kuasa sehingga Allah mmapu menciptakan bumi beserta isinya.
2.      Surat Ibrahim ayat 32-34
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الأنْهَارَ (٣٢)وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (٣٣)وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ (٣٤)
Artinya:
Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menajdi rezeki untuk kalian. Dan Dia telah menundukkan bahtera bagi kalian supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendakNya, dan Dia telah menudukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus-menerus beredar pada orbitnya, dan telah menundukkan bagi kalian malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghinggakanNya, sesungguhnya manusia itu sangat dhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (Ibrahim: 32-34)
a.       Intisari surat Ibrahim surat 32-34
*      Menciptakan langit dan bumi
b.      Penjelasan
Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Selain itu Allah juga mengatur alam semesta isinya sebagaimana mestinya agar manusia itu dapat memanfaatkannya. Misalnya Allah menundukkan gelombang aar manusia dapat berpetualang di lautan dan dapat memanfaatkan rasi bintang agar manusia dapat mengetahui arah tanpa menggunakan kompas. Maka kita tidak dapat mengingkhari nikmat Allah.
c)      Kehancuran dan kerusakan alam
1.      Surat Ar-Rum ayat 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٤١)
Artinya:
Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagai dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Ar-Rum: 41)
a.       Intisari Surat Ar-Rum ayat 41
*      Kerusakan di darat dan di laut
b.      Penjelasan
Sekarang ini era modern namun perubahan dan penemuan teknologi tidak diimbangi dengan menjaga alam sehingga sekarang ini banyak sekali Nampak kerusakan didara misalnya polusi udara, tanah, lapisan ozon yang semakin menipis. Dan kerusakan di laut misalnya limbah pabrik yang di buang di laut yang merusak ekosistem  laut. Maka kita hatus mengembalikan keadaan darat dan laut dengan program revitalisasi dan ini dapat diambil hikmah bahwa kita harus menjaga alam beserta isinya.

D.    Ayat-Ayat Tentang Masyarakat
a)      Pergaulan secara umum
1.      Surat Al-Hujarat ayat 11-14
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (١١)يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (١٢)يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (١٣)قَالَتِ الأعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الإيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (١٤)
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau laki-laki menghinakan laki-laki (yang lain), karena boleh jadi kaum yang dihinakan itu lebih baik dari kaum yang menghinakan, dan jangan pula kaum perempuan (menghinakan) kaum perempuan yang lain, karena boleh jadi perempuan yang dihinakan itu, lebih baik dan perempuan yang menghinakan janganlah kamu mencela sesama kamu dan jangan pula panggil dengan gelaran (yang tidak baik). Seburuk-buruk nama ialah pasik sesudah keimanan. Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang –orang yang aniaya. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan sangka-sangka (dugaan terhadap sesame muslim), karena sebagian sangka-sangka itu ialah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari aib orang dan jangan pula setengah pula kamu mengumpat yang lain. Sukakah salah seorang kamu, bahwa ia memakan daging saudaranya yang telah mati(bangkainya)? Maka tentu kamu benci memakannya. Takutlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah penerima taubat lagi penyayang. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu dan laki-laki atau perempuan (Bapak dan Ibu), dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa (bermacam-macam umat) dan bersuku-suku, supaya kamu berkenal-kenalan. Sesungguhnya orang yang termulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang yang lebih taqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi amat Maha Mengetahui”. (Al-Hujarat: 11-14)
a.       Inti dari surat Al-Hujarat ayat 11-14
*      Tidak boleh menghina
*      Jangan memanggil dengan gelar yang tidak baik
*      Janganlah berburuk sangka
*      Jangan mencari-cari aib
b.      Penjelasan
Dalam pergaulan dangan sesama manusia kita tidak boleh saling menghina baik dengan memanggil gelar yang buruk ataupun berburuk sangka dan mencari-cari aib. Karena siapa tahu orang yang kita hina itu lebih baik dari kita. Karena dalam pergaulan umum ini, sangatlah banyak kelakuan saudara-saudara kita maka tidak sepatutnya kita menghina karena tujuan Allah menciptakan itu agar kita dapat saling mengenal.
2.      Surat  Al-Furqan ayat 63, 67, 72
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا (٦٣) وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (٦٧) وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا (٧٢)
Artinya:
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan (63)  Dan orang –orang yang apabila membelajakan harta, mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian(67) Dan orang-orang  yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalai (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya(72)”.
a.       Inti dari surat Al-Furqan ayat 63, 67, 72
*      Rendah hati
*      Mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan
*      pembelanjaan  di tengah-tengah antara boros dan kikir
*      Tidak memberikan persaksian palsu
b.      Penjelasan
Dalam kehidupan sehari hari, kita beraul dengan orang lain maka kita harus bersikap rendah hati. Apabila kita di aniaya maka kita sebaiknya tidak marah dan dendam namun kita harus berdoa agar mereka dapat sadar dan mengakui kesalahannya. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus hidup sederhana agar tidak memancing kecemburuan social dan apabila kita dimintai saudara kita untuk bersaksi maka beriakanlah persaksian yang jujur tanpa di reka-reka.
b)      Pergaulan Sesama muslim
1.      Surat Al-Imran ayat 102
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri (kepada Allah)”. (Al-Imran ayat 102)
a.       Inti sari dari surat Al-Imran ayat 102
Tidak ada karena surat ini mengenai ketakwaan Allah dan tidak ada penjelasan mengenai pergaulan sesame muslim.
b.      Penjelasan



2.      Surat An-Nisa ayat 59
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan Ulil Amri diantara kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalilah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya”. (Qs. An-Nisa: 53)
a.       Inti sari dari surat An-Nisa ayat 59
*      berbeda pendapat
b.      Penjelasan
Dalam pergaulan, berbeda pendapat merupakan suatu hal yang lumrah. Seyogyagyanya jika kita berbeda pendapat maka permasalahannya itu kita kembalikan kepada Al-Qur’an namun jika tidak ada maka kita kembalikan permasalahannya dan kita cari hukumnya di Hadist. Karena dengan begitu kita dan saudara kita bisa sreg dengan jawaban dan hukum dari yang kita permasalahkan agar dalam berbeda pendapat tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.
3.      Surat Al-Hujarat  ayat 9-10
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (٩)إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (١٠)
Artinya:
Dan jika ada dua kelompok dari orang-orang yang mukmin bertikai maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap yang lain maka tindaklah kelompok yang berbuat aniaya itu sehingga ia kembali kepada perintah Allah, jika ia tidak kembali maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adalah Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat adil(9)  Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bagaikan bersaudara karena itu doakanlah antara kedua saudara kamu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat Rahmat.(10)”.
a.       Inti sari dari surat Al-hujarat ayat 9-10
*      Mendamaikan orang yang bertikai
b.      Penjelasan
Apabila diantara saudara kita ada yang bertikai mengenai sesuatu. Sudah sewajibnya kita mendamaikan meraka dan apabila ada saudara kita yang menganiaya saudara kita. Maka kita wajib mengingatkan meraka kejalan Allah dan kita juga harus mendamaikan mereka dan kita tidak memihak mereka salah satunya. Kita harus mengadili mereka seadil-adlinya Karena orang adil akan mendapat rahmat dari Allah.
4.      Surat Al-Hasyr ayat 9-10
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالإيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (٩)وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٠)
Artinya:
Dan orang –orang yang menempati kota Madinah dan telah beriman (anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajiri), Mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam kesusahan Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan orang-orang yang dating sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor). Mereka berdoa : “Ya Rabb, berilah ampunan kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman terlebih dulu dari kami, Dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, Ya Rabb kami, Sesunguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha penyayang”. (Al-Hasyr : 9-10)
a.       Inti sari dari surat Al-Hasyr ayat 9-10
*      Dipelihara dari kekikiran
*      Jangan membiarkan kedengkian dalam hati
b.      Penjelasan
Fakta yang kita ketahui banyak sekali orang yang kikir terhadap hartanya dan dengki terhadap orang lain maka kita harus berdoa agar Allah menjauhkan kita dari kekikiran dan kedengkian tersebut karena harta ini hanyalah titipan Allah dan tidak sepantasnya kita kikir terhadap harta kita dan kedengkian tersebut hanya membuat hubungan kita dengan saudara kita menjadi retak. Karena Allah sesungguhnya Maha penyayang.


c)      Pergaulan dengan Non Muslim
1.      Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9
لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (٨)إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (٩)
Artinya:
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang memerangimu Karena agama tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negeri dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan. Maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (Al-Mumtahanah: 9-10)
a.       Intisari dari surat Al-Mumtahanah ayat 9-10
*      Berbuat baik dan adil
b.      Penjelasan
Dalam bergaul kita harus berbuat baik dengan siapa saja termasuk dengan orang yang berbeda agama selama orang yang berbeda agama tersebut tidak memerangi agama kita dan saudara yang seagama dengan kita. Namun jika orang tersebut memerangi agama kita dan mengusir saudara yang seagama dengan kita maka kita harus membela agama kita dan saudara kita namun jika kita juga ikut memerangi agama kita maka sesungguhnya kita itu keterlaluan dan Zalim.


2.      Surat Al-Imran ayat 28, 64
لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (٢٨) قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلا نَعْبُدَ إِلا اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (٦٤)
Artinya:
Janganlah orang –orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang mukmin, barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka, dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksaan-Nya dan hanya kepada Allah kemabli(mu)) (28). Katakanlah: “ Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak ada kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selainAllah”. Jika mereka berpaling maka Katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (Al-Imran : 28, 64)
a.       Intisari dari surat Al-Imran ayat 28, 64
*      Jangan mengambil orang kafir sabagai wali
*      Tidak ada perselisihan antara kami dengan kamu
b.      Penjelasan
Kita tidak boleh menjadikan orang kafir sebagai wali nikah selama masih ada orang mukmin misalnya masih ada wali hakim. Maka kita harus tetap menjadikan wali hakim tersebut sebagai wali kita walaupun orang tua kita orang kafir maka kita tidak boleh menjadikan mereka sebagai wali.  Selain itu Kita tidak boleh memperselisihkan antara agama kita dengan orang kafir karena sesungguhnya hanyalah Allah yang patut kita jadika tempat berlindung dan berserah diri. Tidak ada selain Allah.
3.      Surat Al-Kafirun ayat 1-6
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (١)لا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (٢)وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٣)وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (٤)وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٥)لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (٦)
Artinya:
Katakanlah wahai orang-orang kafir. Aku tidakkan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak akan menyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak akan menyembah sebagaimana caramu menyembah. Kamu juga tidak menyembah sebagaimana caraku menyembah. Bagi kamu agamamu sendiri dan bagiku agamaku sendiri”. (Al-Kafirun : 1-6)
a.       Intisari dari surat Al-Kafirun ayat 1-6
*      Bagi kamu agamamu dan bagiku agamaku sendiri
b.      Penjelasan
Apabila ada orang kafir yang mengajak kita menyembah selain Allah ataupun mereka mengajak untuk menyembah Allah dan Tuhan mereka maka harus kita tanamkan dalam hati kita bahwa bagi kita itu Islam adalah agama kita dan bagi mereka adalah agama mereka. Karena Tidak ada yang patut kita sembah selain Allah dan Allah itu Maha Esa tidak ada Tuhan selain Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar