Senin, 04 Juli 2011

Kesulitan Belajar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Belajar merupakan serangkaian perubahan tingkah laku yang relatif menetap berkat latihan dan pengalaman. Dalam aktifitas belajar, guru tidak selamanya mengalami kemudahan dalam menyampaikan atau mentransfer ilmunya. Kadang peserta didik itu lancar, dan kadang pula amat sulit menangkap apa yang di pelajarinya. Demikianlah kenyataan yang sering kita jumpai pada peserta didik dalam kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya dengan aktivitas belajar.
Dalam proses pembelajaran, tidak jarang siswa memiliki kesulitan belajar  yaitu perbedaan antara perilaku yang di harapkan dengan perilaku yang telah dicapai secara nyata. Sehingga, guru perlu melakukan tindakan penyembuhan jika peseta didiknya mempunyai hasil yang rata-rata dalam bidang studi dianggap belum cukup. Agar siswa tersebut dapat menyamai hasil belajar teman-temannya, sedikitnya supaya tidak jauh tertinggal.
Oleh karena itu, pengajaran perbaikan yang artinya suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau lebih singkatnya pengajaran yang membuat menjadi baik sangat di perlukan dalam sebuah pembelajaran. Agar para siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya, membantu mengatasi kesulitan dan dapat memecahkan masalah-masalah belajar yang hadapi oleh siswa baik secra perorangan maupun secara kelompok.  
1.2  Rumusan Masalah
1.  Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar?
2.  Apa penyebab terjadinya kesulitan dalam belajar pada siswa?
3.  Bagaimana cara mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar?
4.  Bagaimana usaha mengatasi kesulitan belajar?
5.  Apa yang dimaksud pengajaran perbaikan (remedial teaching)?
6.  Apa perlunya diadakan pengajaran perbaikan?
7.  Bagaimana hubungan pengajaran perbaikan dalam proses belajar mengajar?
8.  Bagaimana sifat khusus pengajaran perbaikan dan masalahnya?
1.3  Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian dari kesulitan belajar.
  2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kesulitan belajar pada siswa.
  3. Untuk mengetahui cara-cara mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar
  4. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar.
  5. Untuk mengetahui pengertian dari pengajaran perbaikan.
  6. Untuk mengetahui perlunya diadakan pengajara perbaikan
  7. Untuk mengetahui hubungan pengajaran perbaikan dalam proses belajar mengajar.
  8. Untuk mengetahui sifat khusus pengajaran perbaikan dan masalahnya.   


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KESULITAN-KESULITAN DALAM BELAJAR
A.    Pengertian
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.[1] Kesulitan yang dirasakan oleh siswa bermacam-macam, yang dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1.  Dilihat dari jenis kesulitan belajar:
§ Ada yang berat,
§ Ada yang sedang
2.  Dilihat dari mata pelajaran yang dipelajari:
§ Ada yang sebagian mata pelajaran,
§ Ada yang sifatnya sementara
3.  Dilihat dari sifat kesulitannya:
§ Ada yang sifatnya menetap,
§ Ada yang sifatnya sementara
4.  Dilihat dari segi faktor penyebabnya:
§ Ada yang karena faktor inteligensi
§ Ada yang karena faktor non-inteligensi
B.     Penyebab Kesulitan Belajar
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua macam,[2] yaitu:
1.  Faktor intern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yaitu:
a.   yang bersifat kognitif, antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau inteligensi siswa
b.  yang bersifat afektif, anatar lain seperti labilnya emosi dan sikap
c.   yang bersifat psikomotor, antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran.
2.  Faktor ekstern siswa, yaitu hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa. Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
a.   lingkungan keluarga, misalnya ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu
b.  lingkungan perkampungan atau masyarakat, misalnya daerah perkampungan yang kumuh
c.   lingkungan sekolah, misalnya sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.
Dari sudut pandang lain, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1.  Faktor siswa
Siswa adalah subjek yang belajar. Dialah yang merasakan langsung penderitaan akibat kesulitan belajar. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa, yaitu:
a.   Inteligensi (IQ) yang kurang baik.
b.  Bakat yang kurang atau tidak sesuai dengan bahan pelajaran yang dipelajari atau yang diberikan oleh guru.
c.   Faktor emosional yang kurang stabil.
d.  Aktivitas belajar yang kurang.
e.   Kebiasaan belajar yang kurang baik.
f.   Penyesuaian social yang sulit.
g.  Latar belakang pengalaman yang pahit.
h.  Cita-cita yang tidak relevan (tidak sesuai dengan bahan pelajaran yang dipelajari).
i.    Latar belakang pendidikan yang dimasuki dengan sistem sosial dan kegiatan belajar mengajar di kelas yang kurang baik.
j.    Keadaan fisik yang kurang menunjang.
k.  Kesehatan yang kurang baik.
l.    Pengetahuan dan keterampilan dasar yang kurang memadai (kurang mendukung) atas bahan yang dipelajari.
m.    Tidak ada motivasi dalam belajar.

2.  Faktor sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah rehabilitas siswa. Kenyamanan dan ketenangan siswa dalam belajar akan ditentukan sampai sejauh mana kondisi dan system soaial di sekolah dalam menyediakan lingkungan yang kondusif dan kreatif. Faktor-faktordari lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa, yaitu:
a.   Pribadi guru yang kurang baik.
b.  Guru tidak berkualitas, baik dalam pengambilan metode yang digunakan ataupun dalam penguasaan mata pelajaran yang dipegangnya.
c.   Hubungan guru dengan siswa yang kurang harmonis.
d.  Guru menuntut standar pelajaran yang di atas kemampuan siswa.
e.   Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
f.   Cara guru mengajar yang kurang baik.
g.  Alat atau media yang kurang memadai.perpustaak sekolah yang kurang memadai dan kurang merangsang penggunaannya oleh siswa.
h.  Fasilitas fisik sekolah yang tak memenuhi syarat kesehatan dan tak terpelihara dengan baik.
i.    Suasana sekolah yang kurang menyenangkan.
j.    Bimbingan dan penyuluhan yang tidak berfungsi.
k.  Kepemimpinan dan administrasi.
l.    Waktu sekolah dan disiplin yang kurang.
3.  Faktor keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan informal (luar sekolah) yang diakui keberadaannya dalam dunia pendidikan. Peranannya tidak kalah pentingnya dari lembaga formal dan non formal. Beberapa faktor dalam keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa, yaitu:
a.   Kurangnya kelengkapan alat-alat belajar bagi siswa di rumah, sehingga kebutuhan belajar yang diperlukan itu tidak ada, maka kegiatan belajar siswa pun terhenti untuk beberapa waktu.
b.  Kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua sehingga siswa harus ikut memikirkan bagaimana mencari uang untuk biaya sekolah hingga tamat.
c.   Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus di rumah.
d.  Ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau tinggi yang membuat anak berlebih-lebihan.
e.   Kesehatan keluarga yang kurang baik.
f.   Perhatian orang tua yang tidak memadai.
g.  Kebiasaan dalam keluarga yang tidak menunjang.
h.  Kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan.
i.    Anak yang terlalu banyak membantu orang tua.
4.  Faktor masyarakat sekitar
Jika keluarga adalah komunitas masyarakat terkecil, maka masyarakat adalah komunitas masyarakat dalam kehidupan sosial yang tersebar. Bau yang tidak sedap dari lingkungan yang kotor atau jorok membuat siswa sukar berkonsentrasi. Keributan lingkungan disekitar berpotensi memecahkan konsentrasi siswa dalam belajar. Akhirnya, siswa pun tidak betah belajar, karena sulit membangkitkan daya konsentrasi.
Kesulitan belajar bagi siswa tidak hanya bersumber dari obat-obatterlarang dan lingkungan masyarakat yang buruk, tetapi juga dapat bersumber dari media cetak dan media elektronik. Diantara bahan bacaan dan majalah atau Koran bermutu, ternyata bahan bacaan dan majalah atau Koran berbau seks hadir melengkapi pentas bacaan warga masyarakat.
Kelompok gangster yang menjadi teman siswa di masyarakat juga sisi lain dari kelompok anak-anak yang dapat menyulitkan siswa dalam belajar. Kelompok ini diidentikkan dengan keburukkan perilaku dalam masyarakat. Gangster adalah manusia kanibalisme yang wajib dijauhi oleh siswa kini dan hari esok.

C.    Cara Mengenal Anak Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar
Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar siswa, adalah:
1.  Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok siswa di kelas.
2.  Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
3.  Siswa lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
4.  Siswa menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, dan sebagainya.
5.  Siswa menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain.
6.  Siswa yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapat prestasi yang rendah.
7.  Siswa yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran, tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.
Selain dengan cara menginterpretasi atau memprediksi gejala siswa mengalami kesulitan belajar, guru juga bisa melakukan penyelidikan dengan cara:
1. Observasi
Observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap objek. Dalam melakukan observasi, juga diperlukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang tampak dari diri subjek, kemudian diseleksi untuk dipilih yang sesuai dengan tujuan pendidikan.  
2. Interview
Interview adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap orang yang diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat memberikan informasi tentang orang yang diselidiki.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara untuk mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen, yang berhubungan dengan orang yang diselidiki. Dokumen siswa yang perlu dicari adalah berhubungan dengan:
§ Riwayat hidup siswa
§ Prestasi siswa
§ Kumpulan ulangan
§ Catatan kesehatan siswa
§ Buku rapor siswa
§ Buku catatan untuk semua mata pelajaran, dan sebagainya.
4. Tes Diagnostik
Tes diagnostic dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa. Tes ini biasanya dilakukan sebelum suatu pelajaran berjalan. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan guru.
 
D.    Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar
Langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mengatasi kesulitan belajar ada enam tahap, yaitu:
1.  Pengumpulan Data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar diperlukan banyak informasi. Untuk memperoleh informasi perlu diadakan pengamatan langsung terhadap objek yang bermasalah. Teknik interview ataupun dokumentasi dapat dipakai untuk mengumpulkan data.


2.  Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak diolah secara cermat. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa tidak dapat diketahui jika data yang diperoleh masih mentah, belum dianalisis secara seksama. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengolahan data, yaitu:
a.   Identifikasi kasus
b.  Membandingkan kasus
c.   Membandingkan dengan hasil tes
d.  Menarik kesimpulan
3.  Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a.   Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar siswa yaitu berat dan ringannya tingkat kesulitan yang dirasakan siswa.
b.  Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar siswa.
c.   Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber penyebab kesulitan belajar siswa.
4.  Prognosis
Prognosis artinya “ramalan”. Dalam prognosis dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang harus diberikan kepada siswa untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar.[3]  Dalam prognosis akan ditetapkan mengenai bentuk perlakuan (treatment) sebagai bentuk tindak lanjut dari diagnosis. Dalam hal ini dapat berupa:
§ Bentuk treatment yang harus diberikan
§ Bahan atau materi yang diperlukan
§ Metode yang akan digunakan
§ Alat-alat bantu belajar mengajar yang diperlukan
§ Waktu (kapan kegiatan itu dilaksanakan)
5.  Treatment (perlakuan)
Perlakuan yang dimaksud adalah pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk treatment yang dapat diberikan adalah:
§ Melalui bimbingan belajar individual.
§ Melalui bimbingan belajar kelompok.
§ Melalui remedial teaching (pengajaran perbaikan) untuk mata pelajaran tertentu.
§ Melalui bimbingan orang tua di rumah.
§ Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis.
§ Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum.
§ Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran.

6.  Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan tersebut berhasil dengan baik, artinya atau kemajuan, atau bahkan gagal sama sekali. Kalau ternyata treatment yang diterapkan tersebut tidak berhasil makaperlu adapengecekan kembali ke belakang faktor-faktor apa yang mungkn menjadi penyebab kegagalan treatment tersebut.

2.2 PENGAJARAN PERBAIKAN ( REMEDIAL TEACHING )
A.    Pengertian
Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik.[4] Dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil sebaik – baiknya sehingga bila ternyata ada siswa yang belum berhasil sesuai dengan harapan maka diperlukan suatu proses pengajaran yang membantu agar tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil yang optimal sesuai dengan kemampuan masing – masing siswa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan pribadi siswa.



Perbandingan pengajaran biasa dengan pengajaran perbaikan, antara lain:
1.  Kegiatan pengajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan semua siswa ikut berpartisipasi. Pengajaran perbaika diadakan setelah diketahui kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan khusus.
2.  Tujuan pengajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua siswa. Pengajaran perbaikan tujuanya disesuaikan dengan kesulitan belajar siswa walaupun tujuan akhirnya sama.
3.  Metode dalam pengajaran biasa sama buat semua siswa, sedang metode dalam pengajaran perbaikan berdeferensial ( sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan ).
4.  Pegajaran biasa dilaukan oleh guru, sedangkan pengajaran perbaikan oleh team ( kerja sama ).
5.  Alat pengajaran perbaikan lebih bervariasi ( penggunaan tes diagnostik, sosiometri, alat – alat laboratorium, dan lain – lain ).
6.  Pengajaran perbaikan lebih deferensial degan pendekatan individual.
7.  Pengajaran perbaikan evaluasinya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang alami oleh siswa.
Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dala rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan mencapai prestasi belajar yang diharapkan sekolah melalui proses, perbaikan.
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, pengajaran perbaikan mempunyai fungsi :
1.  Korektif
Artinya dalam fungsi ini pengajara remedial dapat diadaka pembetulanatau perbaikan.
2.  Pemahaman
Artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat memahami siswa.
3.  Penyesuaian
Penyesuaian pegajaran perbaikan terjadi atara siswa degan tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil lebih baik lebih besar. Tuntutan disesuaikan degan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan sehingga mendorong untuk lebih belajar.
4.  Pengayaan
Maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya proses belajar mengajar. Pengayaan dapat melalui atau terletak dala segi metode yang dipergunakan dalam pengajaran perbaikan sehingga prestasi belajarnya lebih kaya.
5.  Akselerasi
Maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar baik dari segi waktu maupun meteri.


6.  Terapsutik
Secara langsung memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang. Penyembuhanini dapat menunjang pencapaian pestasi belajar dan pencapaian prestasi yang baik dapat mempengaruhi pribadi ( timbal balik ).

B.     Perlunya Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan ini merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Karena itu, pengajaran perbaikan ini perlu dikuasai setidak–tidaknya dikenal oleh guru bidang studi dan petugas bimbingan yang menyuluh. Dengan demikian pengajaran perbaikan ini perlu dapat dilihat dari segi :
1.  Siswa
Dalam proses belajar mengajar selalu dijumpai adanya anak yang berbakat, kemampuan tinggi, ada yang kurang berbakat, ada yang cepat, ada yang lambat di samping latar belakang mereka yang berupa pengalaman berbeda – beda. Atas dasar ini perlu ada pelayanan yang bersifat individual yang menjadi dasar perhatian antara berikut :
§ Perbedaan kecerdasan ( intelegensi ).
§ Perbedaan hasil belajar ( achievement ).
§ Perbedaan bakat ( aptitude ).
§ Perbedaan sikap ( attitude ).
§ Perbedaan kebiasaan ( habbit ).
§ Perbedaan pengetahuan ( knowledge ).
§ Perbedaan kepribadian ( personality ).
§ Perbedaan kebutuhan ( need ).
§ Perbedaan cita – cita ( ideal ).
§ Perbedaan minat ( intereste).
§ Perbedaan fisik ( phisically ).
§ Perbedaan lingkungan ( environment ).
Atas dasar perbedaan individual ini guru dalam proses belajar mengajar harus menggunakan berbagai pendekatan dengan menggunakan suatu anggapan : bila siswa mendapat kesempatan belajar dengan pribadinya dapat diharapkan mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya.
Untuk membantu setiap pribadi dalam mencapai prestasi yang optimal digunakan pendekatan pengajaran perbaikan ( remedial teaching ).
2.  Guru
Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai instruktur, konselor, petugas psikologis, sebagai media, sebagai sumber, dan sebagainya.
Dalam fungsinya yang ganda ini guru bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pengajaran khususnya peningkatan prestasi belajar.
Dalam rangka ini pengajaran perbaikan merupakan peluang yang besar bagi setiap siswa untuk mencapai prestasi belajar secara optimal.


3.  Proses Pendidikan
Dalam proses pendidikan, bimbingan dan penyuluhan merupakan kelengkapan dari keseluruhan proses atau pelaksanaan program. Melalui pelayanan bimbingan dan penyuluhan diharapkan siswa mencapai perkembangan pribadi yang integral. Untuk melaksanaka pelayaan bimbingan sebaik – baiknya dalam proses belajar mengajar diperlukan pelayanan khusus ( salah satu bentuk pelayanan BP yang pengajaran perbaikan ( remedial teaching ) ).

C.    Sifat Khusus Pengajaran Perbaikan dan Masalahnya
Kekuasaan pegajaran perbaikan disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang diderita siswa. Tekanannya pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar menyangkut masalah cara belajar, metode belajar, materi, alat lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan masalah ini maka perlu kiranya dipahami oleh para guru atau petugas bimbingan, setidak–tidaknya diketahui prinsip–prinsipnya masalah– masalah yang menyangkut :
1.  Cara belajar siswa.
Pada dasarnya siswa belajar melalui cara-cara sebagai berikut:
a.       Eksplorasi
b.      Coba-coba
c.       Rasa tidak senang
d.      Rasa gembira
e.       Imitasi
f.       Partisipasi
g.      Komunikasi
2.  Kondisi belajar.
Dalam setiap situasi belajar terutama dalam merancang kegiatan belajar perlu diketahui prinsip-prinsip yang mempengaruhi proses belajar, yaitu kondisi yang mempengaruhi proses belajar baik kondisi umum maupun kondidi khusus.
3.  Strategi pengajaran.
Strategi pengajaran adalah kegiatan yang dipilih guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberi kemudahan (fasilitas) kepada siswa untuk mencapai tujuan.
4.  Hubungan guru siswa
5.  Pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas menunjukkan kepada berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk mempertahankan atau menciptakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
6.  Bidang studi.





BAB III
KESIMPULAN

1.  KESULITAN-KESULITAN DALAM BELAJAR
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana siswa tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua macam, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa. Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Dari sudut pandang lain, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dapat dibagi menjadi empat, yaitu faktor siswa, faktor sekolah, faktor keluarga, faktor masyarakat sekitar.
Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar siswa, adalah 1)menunjukkan prestasi belajar yang rendah, di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok siswa di kelas, 2)hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, 3)siswa lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar, 4)siswa menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, dan sebagainya, 5)siswa menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain, 6)siswa yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapat prestasi yang rendah, 7)siswa yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran, tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.
Selain dengan cara menginterpretasi atau memprediksi gejala siswa mengalami kesulitan belajar, guru juga bisa melakukan penyelidikan dengan cara observasi, interview, dokumentasi, tes diagnostic. Langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mengatasi kesulitan belajar ada enam tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, prognosis, treatment (perlakuan), dan evaluasi.

2.  PENGAJARAN PERBAIKAN (REMEDIAL TEACHING)
Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dala rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, pengajaran perbaikan mempunyai fungsi ,yaitu korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi, terapsutik.
Kekuasaan pegajaran perbaikan disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang diderita siswa. Tekanannya pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar menyangkut masalah cara belajar, metode belajar, materi, alat, lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar. Masalah-masalah tersebut adalah yang harus diketahui oleh guru atau petugas bimbingan.



[1] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar Edisi Kedua, Jakarta:Rineka Cipta.2008. hal. 235
[2] Muhibbin Syah, Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT. Rata Grafindo. 2009. hal. 185
[3] Drs. H. Abu Ahmadi, dkk, Psikologi Belajar Edisi Revisi, Jakarta:PT. Rineka Cipta. 2004. hal. 99
[4] Drs. H. Abu Ahmadi, dkk, Psikologi Belajar Edisi Revisi, Jakarta:PT. Rineka Cipta. 2004. hal. 152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar